Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

Kasihan Ular

Sebuah gambar lama untuk membungkam mulut ular yang menggemaskan Tak perlu begitu serius menghadapi ia yang licin dan penuh racun Sibuk menggeliat di atas luka yang ia buat sendiri Bukan hanya luka ku, luka penduduk lain, tapi juga luka ia sendiri Biar ku beri tau, ia penuh darah mana tau ia buta Biar ku beri dengar, mana tau ia tuli Ternyata bukan salah mata atau telinga, hanya saja sudah tebal muka Dengarkah kamu desis miliknya ? Menebar bisa kesana kemari sampai ia lupa sudah dimana Sampai ia lupa tertelan racun miliknya sendiri Sampai ia kacau racun menyebar tanpa henti Sampai ia terjaga nanti tinggal menunggu mati Kadang aku tak sampai hati Sudah terkumpul semua nyali, ingin sekali ku ajak bicara dari hati ke hati Tapi ular ini penuh ambisi, ujung-ujungnya akan terbaca jadi benci Tidak...tidak boleh Benci akan menyakiti diri karna itu penyakit hati Bangkit... bangkit, aku sayang diri ini, hati ini, dan para korek api Ya...pesan dari korek api membuat luruh Hatiku yang penuh gemuru